Ida Laila MPd , Guru SDN Pejagan 02 , Juga Penggiat Seni Budaya Ukir
BANGKALAN,RPN – Kabupaten Bangkalan dikenal dengan seni budayanya, seperti halnya, batik, tari, serta ukirannya, bahkan kota Bangkalan dengan sebutan kota dhikir dan shalawat, Indonesia itu sangat luar biasa dari ribuan pulau, ribuan bahasa, berbagai adat istiadat serta budaya yang tersebar mulai dari sabang hingga merauke, secara global sudah dikenal oleh dunia, namun yang tidak kalah uniknya lagi dari Indonesia secara mikro lebih menakjubkan, bagaimana tidak Pulau Madura yang terbagi menjadi 4 (Empat) Kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, masing-masing memiliki budaya dan seni yang berbeda-beda.

Kabupaten Bangkalan saja dengan 18 ( Delapan Belas ) Kecamatan, juga memiliki budaya dan seni berbeda-beda pula, salah satu motif ukiran daerah Bangkalan bagian Timur, Utara bahkan Selatan itu sangat berbeda, begitu juga dengan gebyok rumah yang biasanya dipasang di bagian depan rumah, semuanya memiliki perbedaan begitu juga dengan jenis dan motif tempat tidur orang-orang tempo dulu, semuanya unik dan luar biasa ini membuktikan bahwa sejak dulu masyarakat Madura, Bangkalan pada khususnya sudah memiliki peradaban budaya seni yang tinggi, barang-barang sisa peninggalan Cina kuno yang ditemukan di perairan Bangkalan Madura juga membuktikan bahwa sejak dulu Kakek Moyang kita adalah pelaut dan pedagang ulung.
Disaat Awak Media Radar Post Nasional bertandang ke kediaman Ida Laila, MPd. tepatnya di Jalan Bhayangkara Moh. Hosen No . 14-B Kelurahan Pejagan Kecamatan Kota Kabupaten Bangkalan. Ida panggilan akrabnya ia juga sebagai Guru di salah satu Lembaga Pendidikan SD Negeri Pejagan 02, Bahkan Juga penggiat barang Anti.
Memaparkan Tentang Edukasi juga masalah budaya, bahkan Bahasa Madura padahal Ida Laila bukan asli Orang Madura Etnis Jawa, begini pak seharusnya generasi Muda Madura bisa melestarikan Budaya Seni Lokal, bahkan saya sebagai guru/pendidik sangat heran di sekolah sudah mengajari tentang budi pekerti, etika, tapi setelah diluar sekolah yang dipakai bahasa Gaul bahkan Komunikasi sama yang lebih tua, juga kepada orang tuapun tidak ada tata krama. Ida yang Alumni Unitomo Fakultas Sastra Indonesia ini sangat faham betul tentang nilai-nilai kebudayaan, saya sangat prihatin sekali dengan adanya generasi muda saat ini pak, kalau bukan anak-anak kita siapa lagi, sambil menemui tamunya yang dari Jakarta,” tutupnya. ( Wie )
139 total views, 1 views today
Leave a Reply