Bangkalan, RPN – Bahasa Daerah merupakan salah satu kekayaan dan sebuah budaya , Dengan bahasa daerah kita dapat mengetahui Etnik dari seseorang atau golongan dan kita dapat mengetahui dari mana orang itu berasal, Bahasa daerah juga merupakan sebuah keseragaman Budaya yang harus kita lestarikan agar keberadaannya tidak hilang akibat perkembangan zaman modern ini .

Dalam Etnoloque (2012 ) disebutkan bahwa di Indonesia terdapat 728 bahasa dan diantaranya ada beberapa bahasa yang terancam punah, karena Masyarakat tidak mau melestarikan bahasa tersebut, Akan tetapi Masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai Kebudayaan kuat tetap mempertahankan Bahasa Daerahnya dan itupun tidak sedikit .

Bahasa Madura adalah salah satu dari sekian ratus bahasa daerah yang ada di Indonesia yang tepatnya bahasa ini dimiliki oleh Etnik Madura itu sendiri, Bahkan dengan perkembangan zaman bahasa Madura mulai menyebar keseluruh Nusantara, banyak Orang yang mulai mengenal bahasa sangat khas ini, Keberadaanya bahasa Madura itupun beragam meskipun sama-sama bahasa Madura akan dialeknya, diantara Kabupaten yang berada di Madura itu sangat berbeda, antara Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep .

Yang jadi permasalahan Sekarang bukan perbedaan bahasa diantara Orang-orang Madura akan tetapi mulai terkikisnya bahasa Maddra tersebut, Dengan banyaknya para orang tua yang mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anak mereka sejak kecil, Hal itu sudah banyak terjadi pada Masyarakat Madura yang berada di daerah perkotaan, Sejak kecil anak-anak mereka dibiasakan memakai bahasa Indonesia dalam percakapan sehari – hari, sehingga anak tersebut tidak terbiasa memakai bahasa Madura .

Ini sungguh memprihatinkan dimana seharusnya bahasa daerah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dalam Masyarakat, bahkan Masyarakat tersebut malah tidak mau melestarikan bahasa derahnya kepada generasi kurangnya kesadaran akan berakibat kurang baik juga untuk generasi berikutnya walaupun sebenarnya sangat sederhana, Bahasa Daerah yang menjadi simbul dari sebuah Kebudayaan akan terancam punah kalau tidak ada yang melestarikan Nya .

Baca Juga :  Danramil 04/Pecangaan Bersama Forkopincam Kalinyamatan Hadiri Monitoring BLT DD Dan Administrasi ADD Tahun 2020

Generasi penerus seperti anak-anak kecil seharusnya sejak dini diperkenalkan dengan berbagai Budaya , Sering saya jumpai diberbagai percakapan antara Orang tua terhadap anaknya dan menggunakan bahasa Indonesia, bahkan mereka tidak berasal dari perkotaan melainkan dari Desa kecil yang berada diperbatasan Kota, ternyata kebiasaan ini sudah mulai terjadi di Daerah pedalaman bukan di perkotaan saja, ini akan menjadi PR kita bersama sebagai Masyarakat untuk tetap menumbuhkan kecintaan terhadap Daerah dengan cara lebih menekankan lagi pelajaran tentang nilai-nilai Kebudayaan kepada para Siswa – siswi di sekolah dasar dan bahkan pada Siswa di tingkat menengah agar tumbuh pada jiwa mereka rasa bangga terhadap Budaya yang mereka miliki .

Memang tidak salah sebagai orang Indonesia kita berhak dan wajib bisa berbahasa Indonesia karena bahasa tersebut merupakan bahasa tunggal yang digunakan untuk menyatukan Bangsa Indonesia dari banyaknya kebudayaan dan bahasa Daerah di Nusantara, Akan tetapi kita harus lebih mengerti dan memahami dulu kebudayaan kita secara menyeluruh , baru kita kemudian kita bisa mempelajari Budaya Indonesia secara utuh, Ada beberapa faktor yang mungkin kita bisa kaji bersama beberapa penyebab terkikisnya bahasa Madura dari generasi yang pertama yaitu perkawinan antar Eknis, ini bisa terjadi tidak hanya di Pulau Madura saja bahkan di Indonesia, perkawinan antar Eknis ini bisa mengakibatkan lunturnya bahasa Daerah dari masing-masing orang tua yang berbeda eknis dan akhirnya mereka menggunakan bahasa Indonesia untuk menyatukan, akan tetapi ini bukan jadi masalah besar untuk tidak mengenal bahasa daerah atau kebudayaan yang ada, Sebagai orang tua masih bisa mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya dengan cara membiasakan didalam percakapan sehari -hari .

Baca Juga :  LSM GMBI Distrik Sumenep Bagikan 100 Bungkus Sembako di Dua Kecamatan

Yang kedua yaitu budaya merantau faktor ini sangat erat hubungannya dengan kebiasaan orang Madura yang sering merantau keluar Pulau, Sehingga para perantau jarang menggunakan bahasa Madura bahkan menggunakan bahasa rantau / bahasa gaul, Faktor yang ketiga yaitu kurangnya rasa cinta terhadap budaya itu sendiri permasalahan ini terletak pada diri individu masing-masing yang mana seorang sudah tidak begitu penting mempersoalkan masalah Kebudayaan, bahasa Madura ini harus menjadi perhatian kita bersama agar bahasa yang telah menjadi ciri Khas/simbul Budaya orang Madura tidak punah, Akan tetapi lebih baik lagi jika setiap individu merasa bahwa bahasa Madura adalah bahasa kekayaan orang Madura, bukannya bahasa yang kolot sehingga dikalahkan dengan bahasa lain , Kekayaan Budaya ini harus dipelihara oleh kalangan Masyarakat baik Yang dari Kota maupun Desa, dalambermasyarakat kita tidak hanya hidup sendirian begitu pula dalam melestarikan sebuah Kebudayaan yang ada di Kepulauan Madura .

Bahasa Madura sebetulnya sama juga dengan bahasa tradisional yang harus dilestarikan dan di Budayakan kepada generasi kita sejak dini, namun dalam era Globalisasi saat ini bahasa Madura kalah dengan bahasa lokal ataupun bahasa gaul bahkan bahasa luar bukan menjadi salah satu Kebudayaan Madura, Serta banyaknya bermunculan bahasa Gaul yang sering dipakai oleh generasi muda saat ini, Sampai-sampai berkomonikasi dengan Orang tua sudah tidak ada Bahasa Tata Krama atau Toto Kromo/jawa, Melainkan memakai bahasa Gaul disinilah salah kaprah yang seharusnya dipahami menjadi tidak mengerti dengan sopan santun lagi sampai saat ini.

(Wie)

 182 total views,  1 views today

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of